Ngumpul
Di lantai 5, tempat saya bekerja, saya memiliki kelompok makan siang. Ya, kelompok ini terdiri dari orang-orang yang membawa bekal ke kantor. Grup tetapnya adalah satu orang Singapura, dua orang Jerman, satu orang Sri Lanka, satu orang Kolombia, satu orang Pakistan, satu orang Sudan, satu orang Italia, dan saya, orang asal Lubang Buaya yang nyasar di kota ini. Kelompok ini bisa bertambah bisa berkurang sesuai situasi. Kalau ada yang sibuk atau istrinya sedang menunggu di luar kantor, tentu saja berkurang anggotanya.
Memang tidak ada orang Australia. Entah kenapa, mungkin mereka lebih nyaman untuk membeli makan siang, atau kesulitan untuk menyatukan pembicaraan dengan kami. Yah, harap maklum, karena kami semua pendatang, yang dibicarakan kalau tidak keadaan negara kami masing-masing, atau kadang membicarakan kejelekan Australia. Lucu juga membicarakan stigma orang-orang Australia, dari cara mereka berbicara hingga cara mereka berpikir.
Yang menarik adalah kalau kami sudah mulai membicarakan masalah keadaan negara masing-masing, entah makanan, situasi politik, atau tempat-tempat wisata yang menarik. Khalid Gabbani, teman asal Sudan sempat berbicara mengenai konflik berkepanjangan yang selalu terjadi di Afrika. Menurutnya, semua itu akibat kolonialisme masa lalu yang membagi negara secara asal-asalan tanpa memperhatikan etnik dan agama yang dianut oleh warga negaranya.
Lain lagi kalau Juan Carlos Manzano berbicara. Dengan logat latinnya yang sangat kental, ia sangat lucu kalau bercerita. Mungkin memang dasarnya ia adalah orang yang jenaka, sehingga apapun yang diceritakan selalu mengundang tawa. Ia selalu membanggakan tarian salsa asal negaranya, dan ceritanya selalu berhubungan ke arah itu. Dia juga kalau menjawab sesuatu pertanyaan, pastilah dengan gaya yang dilebih-lebihkan. Misalnya saya bertanya, bagaimana tidur tadi malam, dia akan menjawab ,"Ah, starry night!". Jan, cwawa'an tenan.
Memang, makan selalu lebih menarik kalau bersama-sama. Ngumpulnya itu lho yang bikin makanan setawar apapun jadi sangat nikmat.
Comments