Posts

Ambyar

Image
Saya  membaca sebuah tweet bahwa kapitalisme adalah sistem yang menghancurkan dunia. Saya tidak setuju. Kemunculan manusia di bumi lah yang turut menghancurkan kehidupan bumi. Saya baru saja menyelesaikan buku Collapse hasil tulisan Jared Diamond. Buku ini memang masih serial dari Guns, Germs, and Steel yang ia tulis juga. Kalau Guns, Germs, and Steel banyak berfokus pada tumbuhnya kebudayaan, di buku Collapse ini mengetengahkan kehancuran kebudayaan-kebudayaan. Yang paling masuk ke dalam benak saya adalah ketika Pak Jared mencontohkan tentang tanah Greenland. Bangsa Viking dari Norwegia setelah mampu menaklukkan pesisir Eropa daratan dan kepulauan Inggris serta kemudian Iceland, juga hadir di Greenland. Di Greenland, bangsaViking beranggapan bahwa tanah di Greenland sama dengan tanah di tanah-tanah yang mereka temui sebelumnya. Oleh karena itu bangsa Viking melakukan hal yang sama, bercocok tanam dan bertani seperti yang mereka lakukan di tanah-tanah yang mereka temui sebelumny

Jauh

Image
Gara-gara beberapa bulan ini asyik melihat beberapa cara mengajari anak belajar di rumah untuk bahasa Inggris dan matematika, saya juga iseng-iseng mencari-cari tentang distance learning untuk master degree. Woohoo, ternyata perkembangan pendidikan jarak jauh luar biasa. Dunia pendidikan di negara-negara maju sudah mengembangkan sistem pendidikan jarak jauh bahkan sebelum kasus virus corona ini merebak. Bahkan pendidikan master seperti data science, MBA, dan semacamnya sudah biasa ditawarkan secara jarak jauh oleh institusi pendidikan bergengi. You name it, kamu sebutkan saja semua institusi pendidikan. Hampir semuanya memiliki program pendidikan jarak jauh. Memang saat ini program yang ditawarkan kebanyakan berupa sistem pengajaran seperti ekonomi, ilmu sosial, dan ilmu pasti. Yang berbasiskan studio seperti arsitektur dan desain masih jarang. Tapi saya yakin dengan perkembangan teknologi, dalam 10 tahun mendatang ilmu-ilmu tersebut bisa melakukan pengajaran secara jarak jauh. Saa

Virus

Image
Virus Corona menyadarkan kepada kita bahwa kehidupan adalah sesuatu yang rentan, fragile. Semua yang kita miliki ini hanyalah fana walau menurut Pak Sapardi yang fana hanyalah waktu, sedangkan kita abadi #uhuy . Gara-gara virus corona ini saya jadi ingat bukunya Jared Diamond yang berjudul Guns, Germs, and Steel. Pak Jared menulis ini karena terusik pertanyaan dari suku asli di pedalaman Papua. Pertanyaannya sederhana, mengapa barang-barang terbaik datang dari barat, bukan dari kami? Dari hasil penelitian pak Jared selama berpuluh tahun di Papua, Afrika, Timur Tengah, buku ini hadir menjawab pertanyaan sederhana itu. Saya coba merangkum dalam kalimat-kalimat sederhana. Bila pembaca menemukan ada kesalahan saya dalam menuliskan rangkuman ini, mohon diberitahu dalam komentar di bawah. Pertanyaan dasar tadi seolah menggambarkan kehidupan manusia bahwa manusia barat lebih makmur, lebih pintar dari manusia asli. Tapi kehidupan manusia ternyata berkembang dari barat, bukan semata-mat

Belajar

Image
Ini semua berawal dari tidak puasnya saya atas les bahasa Inggris anak-anak. Sudah mahal tapi anak-anak tidak bahagia setiap disuruh les. Banyak berantemnya. Rusuh. Akhirnya saya memberanikan menghubungi teman saya, Lala, yang mengelola  https://rumahinspirasi.com/  , sebuah cara mendidik anak di rumah atau bahasa kerennya homeschooling. Saya menanyakan bagaimana cara supaya saya bisa mengajari bahasa Inggris anak-anak saya dengan metoda yang tepat dan dapat dilakukan di rumah. Oleh Lala, seorang praktisi homeschooling sejak awal 2000-an, saya dirujuk pada website ixl.com dan readingeggs.com   karena menurutnya ini adalah sistem termudah untuk mengajari anak bahasa Inggris. Sedikit cerita, Mbak Lala sendiri memiliki 3 anak yang semuanya diasuh secara mandiri di rumah. Setiap tingkatan sekolah, agar sesuai dengan sistem pendidikan Indonesia, ia mengambilkan sistem kejar paket A,B,C kepada anak-anaknya. Anaknya yang terbesar sudah masuk kuliah di FEUI. Saya sih bel

Sapiens

Image
Aku suka sejarah. Aku ingin mengetahui kenapa aku berada di dunia ini dan bagaimana setelah aku tidak ada di dunia ini. Inilah yang pertama membuatku tertarik membeli buku Sapiens karangan Yuval Noah Harari saat pertama melihat di rak buku tahun 2018 lalu. Ada kata-kata di judulnya "A Brief History of Humankind". Aku suka yang brief-brief saja. Sekali baca bisa langsung tahu semua. Isinya cukup ringan walau membahas isi yang berat. Kita diajak berkelana ke masa lalu sejarah penciptaan umat manusia. Bagaimana manusia mulai turun dari pohon, memakai benda-benda yang ditemui, berburu, memulai kebudayaan pertanian, membentuk tuhan, hingga terus bertahap hingga berdagang, dan berindustri. Di buku itu menjelaskan secara sederhana bahwa manusia yang keluar dari Afrika sebagai nenek moyang kita yang kita sebut Homo Sapiens (makna harafiahnya manusia bijaksana) sempat bertemu dengan manusia yang sebelumnya juga sudah keluar dari Afrika yang diitilahkan sebagai Homo Neanderthal.

Kereta

Image
Ekstensifnya jaringan kereta api di benua Eropa adalah salah satu penanda dari proses revolusi industri yang menghasilkan lokomotif bermesin uap di abad 18 hingga abad 19. Itulah mengapa banyak karya sastra di tahun-tahun tersebut juga banyak mengambil latar belakang perjalanan di dalam kereta api seperti La Bete Humaine karya Emile Zola dan Mugby Junction oleh Charles Dickens. Dalam perkembangan selanjutnya, lokomotif bermesin uap berkembang menjadi bermesin diesel dan kemudian listrik, namun budaya berkereta api terus hidup di dalam masyarakat Eropa. Tidak heran bila novel terlaris sepanjang masa Harry Potter karya J.K. Rowling, juga tetap selalu menghadirkan adanya adegan berlatar belakang perjalanan kereta api atau suasana stasiun. 1.              Kereta cepat seperti contoh di atas yang dibangun oleh Jerman (ICE) memiliki jaringan ekstensif ke negara-negara seperti Belanda, Perancis, atau Swiss. Begitu juga Perancis (TGV) mengembangkan jaringannya ke penjuru

Btari

Image
Aku pikir memiliki dua anak adalah paripurna. Sempurna. Selesai. Tapi ternyata tidak. Alam semesta memiliki keinginan lain. Bulan Desember 2017 mungkin terlalu dingin. Rumahku di pinggiran Bekasi tidak memiliki banyak hiburan. Mall jauh. Starbucks tidak ada. Godaan tubuh istriku yang tidak berKB namun semlohei membuatku menghamilinya. Sekali lagi. Untuk yang ketiga kalinya. Sempat bingung tapi apa mau dikata. Benih kehidupan sudah ada di rahim istriku. Ia muncul dari pertemuan spermaku dan telur istriku, membesar dan tumbuh, membentuk diri menjadi sebuah kehidupan baru. Harus dirayakan. Akhirnya ia lahir di bulan Agustus 2018 lalu, tepat saat Jokowi mengumumkan Yai Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden. Sebenarnya saya berharap yang dipilih kalau bukan Amien Rais ya minimal Fadli Zon. Tapi yang mau jadi presiden siapa? Kok saya yang mengatur-atur? Kok malah tentang pilpres? Balik ke anak ketiga kami, sempat bingung mau diberi nama siapa. Tiba-tiba saya teringat akan fi

Arsip

Image
Kegemaranku menulis ternyata tidak diimbangi dengan kemampuan untuk menyimpan. Tulisan-tulisanku di media masa kadang tidak terdokumentasi dengan baik. Sejak tahun 2012 banyak media yang memiliki edisi digital. Tulisanku yang dimuat setelah 2012 mudah untuk disimpan. Lalu bagaimana dengan sebelum itu. Ternyata beberapa media memiliki dokumen yang rapi. Beberapa waktu lalu iseng menghubungi Kompas untuk mencari tulisan-tulisanku di masa lampau. Ketemu!!! Bayar sih. Di bawah ini beberapa di antaranya hasil dokumentasi mereka

Palestina

Image
Revitalisasi Kota Birzeit di Palestina oleh Prabham Wulung Kompas, 21 Agustus 2015 Warga Palestina dikejutkan oleh peristiwa pembunuhan dua aktifis pejuang kemerdekaan, yaitu Kamal Butros Nasser dan Muhammad Youssef al-Najjar di kegelapan malam kota Beirut pada tanggal 9 April 1973. Mereka berdua, masing masing beragama Kristen dan Islam, dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan atlet-atlet Israel di Olimpiade Munich yang dilakukan oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) setahun sebelumnya. Yang paling berduka adalah kota Birzeit di utara Ramallah karena Nasser lahir di Birzeit sedangkan al-Najjar sempat tumbuh besar di kota itu. Meskipun berbeda keyakinan, mereka berdua, di bawah kepemimpinan Yasser Arafat, bahu-membahu menunjukkan perlawanan bangsa Palestina terhadap pendudukan Israel. Bagi Israel mereka teroris, tapi bagi penduduk kota Birzeit, mereka pahlawan.

Istanbul

Image
Mengenang Sebuah Kota oleh Prabham Wulung Kompas, 26 Juni 2015 Orhan Pamuk dalam buku karyanya, Istanbul: Memories and the City (2005) , memberikan kesimpulan kepada kita bahwa kota adalah tentang ingatan orang-orang mengenainya. Ya, karena setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, ingatan atas kota yang ia kunjungi atau tinggali akan selalu unik. Itulah mengapa setiap kota akan dikenang dengan cara yang berbeda pula oleh setiap pribadi. Lalu bila kita bicara tentang Istanbul, sebuah kota yang terletak di pertemuan benua Asia dan Eropa, dipisahkan oleh selat yang menghubungkan Laut Hitam dam Laut Mediterania, memiliki sejarah panjang diperebutkan berbagai bangsa, dan pernah menjadi kota terpenting bagi kaum kristiani dan muslim sekaligus, bagaimana kita akan mengenangnya? Ini adalah kenangan saya.

Kertas

Image
Bangunan Kertas untuk Pengungsi oleh Prabham Wulung Kompas, 20 Maret 2015 Jepang dikenal sebagai negara asal seni melipat kertas atau origami. Kertas, sebagai material lemah bahkan rapuh, bisa dibentuk menjadi wujud yang jauh dari bentuk awalnya yang rata. Dari dasar ini pula, di Jepang timbul inovasi dan pencarian bentuk baru untuk menjadikan kertas bisa memiliki fungsi yang sama sekali tak terpikirkan sebelumnya, struktur utama bangunan. Selama ini, kita berpandangan struktur utama bangunan adalah baja atau beton. Kita juga bisa melihat kekayaan arsitektur vernakular milik nenek moyang yang menjadikan bambu dan kayu sebagai penopang utama rumah-rumah tinggal mereka. Namun, di tengah keterbatasan ketersediaan material, usaha menemukan bahan-bahan baru sebagai sarana struktur utama bangunan atau material pelengkap bangunan sangatlah penting.

Presiden

Image
 foto saya ambil dari http://cdn0-e.production.liputan6.com/medias/679077/big/ilustrasi-jokowi-jk-prabowo-hatta-140519b.jpg Di tengah hiruk pikuk pemilihan presiden ini, izinkan saya berbagi perasaan saya tentang proses yang buat saya cukup membuat pening ini. Saya sendiri tidak mengenal Jokowi, Jusuf Kalla, Prabowo, atau Hatta Rajasa secara pribadi. Yang saya tahu, mereka berempat orang hebat. Ya, bisa mencalonkan diri untuk memimpin rakyat Indonesia yang jumlahnya sampai seperempat milyar adalah luar biasa hebat. Berarti mereka dianggap sebagai pilihan yang paling pas sebagai calon pemimpin kita.

Bhre

Image
Aku baru sadar bahwa sudah lama sekali tidak menulis di blog ini. Parahnya, ini menyebabkan aku berat sebelah terhadap kedua anakku. Anak yang pertama aku tulis di dalam blog, sedangkan yang kedua belum. Ya, anak pertama memang cenderung diistimewakan karena ia adalah sumber segala keceriaan bermula. Meski begitu, anak-anak selanjutnya bukan berarti tidak istimewa. Hanya eforia itu memang sedikit berlalu. Bhre Reksa Bhagawanta Pratipodyo namanya. Seperti mbaknya, ia lahir normal dari rahim ibunya yang mengejan 48 jam untuk mengeluarkannya. Ah, memang perempuan adalah mahluk perkasa. Laki-laki mana tahan menderita seperti itu. Kami memanggilnya Bhre. Arti nama panjangnya kira-kira lagi-laki penjaga yang berbahagia, anak dari Bapak dan Ibu Pratipodyo. Ya, semoga ia bahagia, apapun keadaan yang menimpanya, dan mampu menjaga tutur kata dan tingkah lakunya. Sukur-sukur mampu menjaga negara yang melahirkannya, Indonesia. Di dalam usianya yang 2 tahun saat ini, aku melihat ba

Pancoran

Image
  Tulisanku di Kompas  pada kolom opini halaman 7.   Saat Kepala Patung Pancoran di Samping Mobil Anda Selasa, 12 Februari 2013 Oleh : Prabham Wulung Warga kota Los Angeles pada tahun 1980-an pernah merasa begitu marah kepada orang tua dan wali kota-wali kota yang menjabat saat orangtua mereka hidup. Mereka menyesali mengapa pendahulu mereka setuju menghancurkan jalur kereta listrik dan menggantinya dengan jalan tol. Sejarah mencatat, tahun 1930- 1970, Los Angeles (LA) sangat giat membangun jalan tol di seluruh penjuru kota. Alhasil, Los Angeles menjadi kota yang penuh jalan tol. Dari satu sudut kota ke sudut lainnya bisa dicapai dengan berkendaraan pribadi di jalan tol. Sebuah pembelajaran Peter Hall dalam bukunya, Cities in Civilization (Phoenix Giant, 1999), menggambarkan Los Angeles sebagai freeways city . Oleh Hall digambarkan bagaimana penduduk LA dulu terpesona oleh dogma ”Impian Amerika” tentang rumah

Kicau

Image
Dulu manusia mengungkapkan pikirannya melalui cerita. Buah pikiran menyebar ketika manusia saling membagi dari mulut ke mulut, turun temurun. Maka kita saat ini memiliki kitab suci, cerita rakyat, hikayat, larangan-pamali, karena cara ini. Ketika semakin maju dan ditemukan cara membuat kertas, buah pikiran manusia dituangkan melalui teknologi ini. Keluarlah surat kabar, koran, novel, makalah, tesis, dan turunannya. Cara ini beratus tahun telah menjadi andalan manusia menyebarkan pikiran, ideologi, agama, dan anutan politik. Manusia adalah mahluk berpikir. Maka teknologi yang dikeluarkannya terus berkembang. Ketika internet terus merasuk hingga ke meja kerja di rumah kita, ia juga mentransformasi umat manusia dalam menyebarkan pikiran mereka. Blog dan mailing list membuktikan bahwa penyebaran pikiran semakin cepat hinggap dari satu titik ke titik lain. Lalu lintas pertukaran ideologi menjadi semakin padat. Akibatnya, manusia bisa semakin terbuka atau justru semakin bertahan

Galuh

Image
Anak perempuan kami sudah lahir pada 24 Oktober 2009 lalu. Terlahir dengan cara normal dengan berat 3.5 kg dan panjang 51 cm, bisa dibayangkan perjuangan istriku melahirkannya. Puji syukur kepada Sang Empunya Hidup yang mengizinkan kami untuk memperoleh kesempatan merawatnya. Kami memberinya nama Galuh Dahayu Waranggani Pratipodyo. Dulu, saat masih di kandungan, kami sudah mencari-cari nama apa yang akan diberikan kepadanya. Dari awal kami memang sepakat untuk memberikan nama yang "Indonesia" saja. Tapi, karena bumi Nusantara ini memang bhinneka, jadi makna Indonesia itu luas sekali. Bukan bermaksud Jawanisasi kalau kami menggunakan nama Jawa Kuno dan Sansekerta. Kalau saja kami orang Batak, mungkin ia kuberi nama Nauli atau Sondang, seperti seandainya kami dari Bali ia akan kuberi nama Ida Ayu. Galuh, nama panggilannya, terlahir di zaman internet. Namanya memang kami cari setelah tanya dari Mbah Gugel dan Pak Bing . Ketik saja "nama sansekerta" atau "nama jaw

Kompos

Image
Tinggal di kampung bisa berarti tidak mungkin mendapat fasilitas seperti hidup di perumahan kelas atas dengan sarana yang komplit. Mungkin suasana guyub lebih mudah bisa didapat, tapi ada beberapa hal yang nampaknya harus diperjuangkan. Salah satunya sampah. Aku dan istri memang lumayan pusing harus memikirkan masalah sampah.Di lingkungan rumah kami, orang masih mengandalkan membakar sampah untuk memusnahkan sampah rumah tangga. Bisa dipahami karena lingkungan ini berawal dari tanah kebun dan sawah sehingga pada awalnya jarak antar rumah masih berjauhan dan sampah rumah tangga yang dihasilkan belum semasif sekarang. Ketika geliat kota mulai merambah kampung ini (termasuk kami yang tidak memiliki pilihan lain), jarak antar rumah menjadi semakin dekat dan orang semakin banyak menghasilkan sampah plastik. Membakar sampah adalah pilihan yang tidak bijaksana. Setelah sibuk mencari sumber bacaan dan literatur, pilihan yang kemudian kami ambil adalah membedakan sampah. Sampah basah seperti si