Presiden

 foto saya ambil dari http://cdn0-e.production.liputan6.com/medias/679077/big/ilustrasi-jokowi-jk-prabowo-hatta-140519b.jpg


Di tengah hiruk pikuk pemilihan presiden ini, izinkan saya berbagi perasaan saya tentang proses yang buat saya cukup membuat pening ini.

Saya sendiri tidak mengenal Jokowi, Jusuf Kalla, Prabowo, atau Hatta Rajasa secara pribadi. Yang saya tahu, mereka berempat orang hebat. Ya, bisa mencalonkan diri untuk memimpin rakyat Indonesia yang jumlahnya sampai seperempat milyar adalah luar biasa hebat. Berarti mereka dianggap sebagai pilihan yang paling pas sebagai calon pemimpin kita.


Masalahnya, sekarang saya melihat betapa negara ini begitu terbelah dalam menghadapi pilihan presiden ini. Kampanye hitam dan kasar bersliweran di jalan dan di tempat maya. Saudara dan teman, karena pilihan berbeda, bisa menjadi musuh dan lawan. Buat saya, ini sedikit menyeramkan karena salah satu pasangan ini akan memimpin kita dan kita harus menerima itu. Setelah salah satu terpilih menjadi pemimpin, apakah saudara dan teman harus tetap menjadi seteru?

Suka atau tidak suka, rakyat akan menentukan dan kita harus menerima siapapun yang terpilih. Saya ingat kutipan Quraish Shihab tentang hal ini. Beliau berkata bahwa dalam hal pemilihan presiden ini, layaklah kita berdoa, "Tuhan, tuntunlah saya memilih pemimpin yang benar, dan bila pilihan saya tidak terpilih, jadikanlah yang terpilih adalah pilihanMu". Lalu saya juga teringat akan doa seorang romo di masa SMA saya, "Tuhan berikanlah para pemimpin kami keberanian untuk mengubah yang mereka bisa ubah, berikanlah kemampuan para pemimpin kami untuk mampu menerima hal-hal yang tidak bisa mereka ubah, dan berikanlah para pemimpin kami kebijaksanaan untuk mampu membedakan keduanya".

Saya percaya, kita semua sudah memiliki di belakang kepala kita siapa yang akan kita pilih. Karena menurut ilmu komunikasi, kebanyakan dari kita menentukan apa yang kita pilih berdasar masa lalu kita, bukan apa yang kita baca. maka kita menentukan dulu, baru melihat. Tidak heran kita akan membaca apa yang kita mau.

Jadi, kampanye hitam dan kasar apakah berguna? Menurut saya tidak. Ia justru akan menjadi bumerang dan menyerang balik pembuatnya. Karena saya percaya, kita akan memilih karena kita mencintai, bukan karena membenci.

Comments

Popular posts from this blog

Kicau

Galuh

Rumah