Ambyar


Saya  membaca sebuah tweet bahwa kapitalisme adalah sistem yang menghancurkan dunia. Saya tidak setuju. Kemunculan manusia di bumi lah yang turut menghancurkan kehidupan bumi.

Saya baru saja menyelesaikan buku Collapse hasil tulisan Jared Diamond. Buku ini memang masih serial dari Guns, Germs, and Steel yang ia tulis juga. Kalau Guns, Germs, and Steel banyak berfokus pada tumbuhnya kebudayaan, di buku Collapse ini mengetengahkan kehancuran kebudayaan-kebudayaan.

Yang paling masuk ke dalam benak saya adalah ketika Pak Jared mencontohkan tentang tanah Greenland. Bangsa Viking dari Norwegia setelah mampu menaklukkan pesisir Eropa daratan dan kepulauan Inggris serta kemudian Iceland, juga hadir di Greenland. Di Greenland, bangsaViking beranggapan bahwa tanah di Greenland sama dengan tanah di tanah-tanah yang mereka temui sebelumnya. Oleh karena itu bangsa Viking melakukan hal yang sama, bercocok tanam dan bertani seperti yang mereka lakukan di tanah-tanah yang mereka temui sebelumnya.

Bangsa Viking tidak tahu bahwa tanah Greenland lebih rapuh, lebih kering, sehingga bila manusia menebang pohon, kemampuan tanah untuk menyokong tumbuhnya tumbuhan baru lebih lama. Maka dalam 400 tahun setelah kehadiran bangsa Viking, tanah Greenland tidak mampu menyokong kehidupan orang Viking lagi. Mereka musnah, lenyap, tinggal tulang-belulang karena kehabisan sumber daya untuk menyokong kehidupan mereka.

Padahal di tanah yang sama sebelah utara, juga datang orang Inuit dari tanah Amerika Utara atau Kanada saat ini. Orang Inuit memiliki penyikapan yang berbeda dengan orang Viking dalam bertahan hidup di Greenland. Orang Inuit mencari ikan, tidak bercocok tanam. Orang Viking tidak mau mengubah kebiasaan mereka dari Norwegia, pesisir Inggris, atau pesisir Eropa. Alhasil orang Inuit bertahan hidup hingga saat ini di tanah yang sama.

Bangsa Viking kuat, pandai berperang, tapi musnah karena habitusnya dalam berhidup tidak mendukung keberlanjutan tempatnya hidup. Bangsa Inuit yang terlihat lemah dan bukan bangsa penakluk terus bertahan hidup di tanah Greenland yang kering, dingin, tidak subur karena cara hidupnya mau menyesuaikan dengan keadaan alam.

Kembali ke kapitalisme. Menurut hemat saya, kapitalisme adalah salah satu sistem penunjang bagi kehidupan sosial manusia dalam bermasyarakat. Ia bisa merusak seperti yang dituduhkan bila tindak tanduknya merusak daya dukung lingkungan. Bisa tidak merusak kalau ia terus menjaga. Demikian juga sosialisme, komunisme, isme-isme yang lain.

Sebenarnya, sebelum dikenal isme-isme, kemunculan homo sapiens di muka bumi ini memang sudah dasarnya merusak. Ketika manusia mulai menetap dan bercocok tanam, ia mulai membuka hutan. Pertanian, sawah, perkebunan, yang kita, manusia modern, lihat sebagai sesuai yang alami, hijau, segar sebenarnya juga adalah bentuk pengrusakan atas alam. Lihat saja bentang sawah maha luas, pasti sebelumnya adalah hutan maha luas pula. Siapa yang merusak, kalau bukan homo sapiens, demi lahan pertanian, beribu-ribu tahun lampau?

Apakah umat manusia akan punah, hancur, ambyar di masa depan? Pasti! Saya tidak tahu apakah akan terjadi dalam 5000 tahun mendatang atau 5 juta tahun mendatang atau 5 miliar tahun mendatang, tapi pasti akan terjadi. Seperti dinosaurus pernah hidup di bumi selama 66 juta tahun saat konstruksi alam memungkinkan mereka hidup, manusia juga hanya akan hidup di bumi selama konstruksi alam memungkinkan kehidupan homo sapiens untuk terus berlanjut.

Dari kehidupan di atas pohon, lalu turun menjejak tanah karena bumi mendingin, lalu bermigrasi ke seluruh dunia, lalu dunia kembali menghangat, manusia masih terus dapat berkembang biak dan menguasai seluruh bumi selama 2 juta tahun ini. Namun pasti ada satu titik saat perlahan-lahan kemampuan bumi menyokong kehidupan makin terbatas. Perlahan-lahan manusia akan punah. Tugas kita mungkin adalah berusaha untuk memperlama kemampuan bumi menyokong kehidupan umat manusia.

Sebaik-baiknya. Semampu-mampunya.





Comments

Popular posts from this blog

Kicau

20

Rumah